WAHANA INFOTA – Kabar tentang pengaturan skor di sepakbola Indonesia, terus menyeruak ke permukaan di saat liga yang kini sedang bergulir berada di penghujung musim, menyisakan satu pekan laga krusial.
Isu tentang pengaturan skor kini mendominasi pemberiataan sepakbola Indonesia. Sepertinya lebih penting untuk mengetahui benar tidaknya terkait adanya pengaturan skor di Indonesia, ketimbang membahas siapa yang akan jadi Juara di Liga 1 nanti.
Setelah pengakuan beberapa orang yang secara blak-blak-an mengungkap perihal pengaturan skor di program Mata Najwa, beberapa hari yang lalu, menyusul adanya ungkapan dari mantan pemain Timnas, Rochy Putiray tentang jaura liga 1 2018, yang menurutnya sudah “diatur“.
Imbas dari isu ini, salah seorang Exco PSSI, Hidayat memilih mundur, setelah namanya disebut-sebut terlibat dalam upaya pengaturan skor di persepakbolaan Indonesia.
Terkait hal ini, Ketua PSSI Edy Rahmayadi kemudian angkat bicara. Edy, ketika ditanyai oleh wartawan terkait kendala PSSI dalam memberantas mafia pengaturan skor ini, menjawab bahwa Indonesia adalah negara yang luas. Sehingga pengawasan terhadap segala dinamika sepakbola yang terjadi terbilang agak rumit.
Edy pun menuturkan bahwa ke depannya, harus dipebanyak guru ngaji dan pendeta.
“Begitu besarnya Indonesia ini. Kita mempunyai 34 provinsi. Kalau Belgia, naik sepeda motor bisa keliling Belgia. Tapi Indonesia, pakai pesawat pun dari Medan menuju ke Papua sama dengan dari Medan naik haji ke Makkah begitu panjangnya biografis Indonesia. Begitu beragamnya kita, begitu sulit untuk mengawasinya, itu karena makin ke depan perlu diperbanyak guru ngaji, pendeta supaya benar-benar dia ikhlas, termasuk wartawannya,” pungkas Edy kepada wartawan. (*SN)
Leave a Reply