oleh

Penanganan Sampah, Ketua TPP PKK Sulsel Kian Gencar Kampanyekan ‘Say No To Plastik’

WAHANA INFOTA — Lebih dari satu tahun memimpin TP PKK Provinsi Sulawesi Selatan, fokus dan komitmen Lies F Nurdin dalam mengurangi produksi sampah plastik di Sulsel terus terlihat. Di setiap agenda kegiatan bersama PKK Sulsel maupun sejumlah organisasi yang ia pimpin, kampaye Say No to Plastik selalu ia dengungkan.

Setelah menjalin kemitraan bersama BUMN, perusahaan swasta hingga lembaga masyarakat, Lies F Nurdin kembali berkomitmen untuk mendukung program Plastic Smart Cities yang dimotori oleh salah satu lembaga internasional World Wide Fund (WWF) yang berfokus di masalah lingkungan.

“Bapak Gubernur dan saya sangat mensupport karena sejalan dengan kita punya program yakni meminimalkan sampah plastik sekali pakai, dan di Indonesia ada dua kota yang ditunjuk, Jakarta dan Makassar,” jelas Lies F Nurdin usai rapat bersama tim WWF di Rujab Gubernur Sulsel, Kamis, 6 Februari 2020.

Dosen Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin ini menuturkan, ke depannya WWF juga akan menjalin kerjasama dengan para peneliti mikroplastik untuk mengetahui dampak dari ikan yang kita konsumsi dan telah terdampak mikroplastik.

“Mereka (WWF) akan menjalankan program selama empat tahun di sini, ada beberapa program yang akan kami lakukan bersama, saah satunya dengan bekerjasama dengan para peneliti mikroplastik dari Unhas untuk mengetahui dampk konsumsi ikan yang memakan sampah plastik yang mencemari laut,” jelas Lies.

Sementara, Regional Lead Plastic Smart Cities WWF, Yumi Nishikawa menyebutkan, program yang telah digagas oleh lembaganya selama satu tahun ini fokus untuk menurunkan konsumsi plastik dari kota-kota besar dunia.

“Plastic Smart Cities adalah program global yang didirikan WWF sebagai support kota-kota dunia untuk berkomitmen pada nonplastic cities. Di Indonesia ada dua kota, yakni Jakarta dan Makassar,” terang Yumi.

Lebih lanjut, Yumi menyebutkan, Makassar dipilih sebagai salah satu kota karena problem produksi sampah cukup besar di kota ini. Selain itu makassar merupakan hub di kawasan timur Indonesia.

“Makassar problem dan produkai sampah sangat besar namun NGO (Non-Goverment Organization)yang lain hanya fokus pada di Jawa dan Bali, Makassar sebagai hub Sulsel sangat penting untuk kerja kami sekarang,” jelas Yumi.

Lebih lanjut, Yumi menjelaskan salah satu program plastic smart cities melalui netwotk global yang mempelajari dan mengimplementasikan kesuksesan kota-kota yang telah berhasil mengelolah produksi sampah plastik.

Selain Indonesia, Yumi menyebutkan negara Filipina, Vietnam, Thailand dan China sebagai juga menjadi fokus pengelolaan sampah plastik karena produksi sampah yang sangat tinggi di Asia. Catatan pentingya adalah, di region Asia, Indonesia merupakan negara kedua penghasil samph plastik tertinggi setelah Cina.

“Untuk itu, kami mengharap support dari Local Government ubtuk membantu projwct kami ke depan,” tutupnya.(*)

Leave a Reply

avatar
  Subscribe  
Notify of

News Feed