WAHANA INFOTA – Komisi Yudisial (KY) menyelenggarakan kegiatan survei kepercayaan publik terhadap hakim yang dihadiri ratusan warga masyarakat diruang “Sipakabaji” kantor camat Tamalate jalan Danau Tanjung Bunga Makassar, Senin (12/11/2018).
Camat Tamalate Fahyuddin Yusuf, dalam sambutannya mengutarakan rasa bangganya mendapat kunjungan dari tim Komisi Yudisial dan memilih kecamatan Tamalate sebagai tempat pelaksanaan “Survei Kepercayaan Publik Terhadap Hakim”, apalagi dipimpin langsung oleh Sekjennya.
“Ini merupakan suatu kehormatan bagi kami terpilih sebagai tuan rumah oleh KY untuk menyelenggarakan kegiatan ini,” kata Fahyuddin.
Sementara Sekretaris Jenderal (Sekjen) KY Ronny Tulak mengungkapkan jika komisi yudisial pertama kali datang langsung ke satu kecamatan untuk melakukan kegiatan survei.
“Tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan integritas hakim menurut masyarakat, bukan hakim itu sendiri yang menilai tingkat integritasnya. Itulah tugas dari KY untuk mendesain hakim untuk bekerja lebih baik di bidangnya masing-masing,” urai Ronny.
Lebih jauh Ronny Tulak menjelaskan kalau Komisi Yudisial merupakan salah satu dari tujuh lembaga negara di bidang yudikatif. Maka sangat luar biasa sekali apabila komisi yudisial datang langsung ke satu kecamatan apalagi dikecamatan Tamalate, pungkasnya.
“Itu berarti kecamatan Tamalate sangat luar biasa, masyarakatnya sudah melek hukum, sudah berani mengemukakan pendapat dan hak-haknya,” pujinya.
Komisi yudisial adalah pengawas eksternal dari mahkamah agung, jadi objeknya adalah hakim.
Kalau ada hakim yang menggunakan kewenangan tidak secara benar, itu bisa di laporkan oleh masyarakat apabila dalam suatu kasus ada permainan hakim tersebut bertemu dengan pihak berperkara, itu bisa dilaporkan, dan disertai bukti-bukti yang kuat. Sikap hakim lainnya yang dapat dilaporkan, seperti kedapatan di tempat hiburan malam, ungkapnya.
Tapi menilai putusan itu tidak boleh, kalau tidak puas dengan putusan hakim silahkan lakukan langkah hukum selanjutnya hingga ke tingkat peninjauan kembali jangan bertindak anarkis, hingga melakukan pengrusakan.
“Selain dimakassar, ada dua kota lainnya yang kami survey yakni di Surabaya, dan di kota Mataram. Knp saya pilih makassar, salah satunya karena saya bangga dengan makassar dengan berbagai macam suku dan etnis,” ungkap Fakultas teknik Universitas Hasanuddin angkatan 78 tersebut. (**)
Leave a Reply