oleh

Kunjungan Ke Bulukumba, Kepala BPS Sulsel Paparkan Terkait Hasil Pertanian

WAHANA INFOTA – Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Selatan Yos Rusdiansyah melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Bulukumba. Mantan Kepala BPS Sumatera Selatan ini diterima oleh Wakil Bupati Tomy Satria Yulianto bersama jajaran Pemerintah Kabupaten Bulukumba di ruang rapat Bupati, Jumat, 16 November 2018.

Yos Rusdiansyah mengaku sejak dilantik Agustus 2018 yang lalu, dalam 100 hari kerjanya, dia menargetkan melakukan kunjungan kerja ke Kantor BPS di seluruh kabupaten/kota, termasuk bertemu dengan pemerintah daerah.

“Kabupaten Bulukumba menjadi daerah terakhir dari road show kami berkunjung ke daerah sejak Agustus yang lalu,” ucap Yos Rusdiansyah.

Dalam kunjungan ini, Yos Rusdiansyah mempresentasikan data indikator strategis dalam mendukung pembangunan daerah, seperti data pertumbuhan ekonomi, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), tingkat inflasi dan gini ratio.

Yos Rusdiansyah memaparkan pertumbuhan ekonomi Bulukumba sejak tahun 2012 mengalami pasang surut. Terakhir pada tahun 2017 berada pada angka 6,92 di bawah angka Provinsi 7,23 namun di atas angka nasional sebesar 5,07.

Lebih lanjut Yos mengemukakan, berdasarkan data PDRB, ada yang menarik di Kabupaten Bulukumba, bahwa sektor penyumbang PDRB ada di pertanian sebesar 40,49 persen disusul 15,89 persen di sektor perdagangan, sedangkan industri pengolahan hanya mencapai 6,61 persen.

“Artinya hasil pertanian selama ini hanya langsung dijual oleh para petani, belum ada upaya dalam mengolah hasil pertanian pada sektor industri. Tentu ini menjadi PR dalam mendorong pengembangan industri pengolahan hasil pertanian,” ungkapnya.

Data terkini lainnya yang dipaparkan oleh Yos Rusdiansyah adalah tingkat inflasi Kabupaten Bulukumba per Oktober 2018 berada pada angka 3,09 persen, sedangkan gini ratio Bulukumba berada pada angka 0,3238. Menurutnya angka gini ratio tersebut berada pada tingkat ketimpangan rendah.

“Koefisien Gini atau Indeks Gini merupakan indikator yang menunjukkan tingkat ketimpangan pendapatan secara menyeluruh. Nilai Koefisien Gini berkisar antara nol hingga satu. Semakin mendekati angka nol berarti gini rationya semakin baik, dimana angka nol menunjukkan adanya pemerataan pendapatan yang sempurna, atau setiap orang memiliki pendapatan yang sama,” katanya.

Wabup Tomy Satria Yulianto mengatakan bahwa BPS memiliki fungsi memotret capaian dari pembangunan. Apa yang ditampilkan oleh BPS menjadi cerminan dari kinerja pemerintah daerah.

“Jadi BPS itu hanya memfoto terhadap capaian kinerja pembangunan, sehingga data BPS ini menjadi basis data dalam mengevaluasi dan merencanakan strategi program yang akan dilakukan oleh para perangkat daerah,” pungkas Tomy Satria Yulianto. (**)

Leave a Reply

avatar
  Subscribe  
Notify of

News Feed