oleh

d’Laps Bakery, Roti Dengan Beragam Varian Rasa Yang Diproduksi Dari Balik Tembok Lapas 1 Makassar

WAHANA INFOTA – Lembaga Permasyarakatan atau Lapas sejatinya adalah ruang refleksi, evaluasi serta ekspreksi diri. Para penghuni lapas, yakni para warga binaan sedianya mendapatkan kesempatan untuk mengevaluasi diri, sekaligus juga mengasah bakat kreatifitas mereka.

Demikianlah kiranya yang dirasakan para warga binaan di Lapas kelas 1 Makassar. Sebagai Lembaga pemasyarakatan berkonsep Industri, Lapas 1 Makassar menghadirkan sebuah terobosan dalam hal pembinaaan kepada para warga binaannya yakni pembinaan pembuatan Roti dan Donat yang dibuat dan dikelola langsung oleh Warga Binaan Lapas Makassar.

Bahkan tak main-main, hasil olahan dari para warga binaan dengan bimbingan dan bantuan dari petugas bidang Kegiatan Kerja Lapas Kelas I Makassar ini, dalam memproduksi D’laps Bakery dengan berbagai varian rasa seperti, cokelat, keju, cokelat keju, pisang cokelat, pisang cokelat keju, abon, selai kaya, roti boy, yang ditargetkan hasil produksi ini, nantinya dapat bersaing di pasaran. Sebagai infotmasi tambahan, dalam pembuatannya, D’laps Bakery tidak menggunakan bahan pengawat.

Sebagai langkah awal pemasarannya, D’Laps Bakery ini menggandeng beberapa kantin di sekitar lingkungan Lapas Kelas I Makassar, Koperasidan Lapas Makassar, tidak hanya itu D’Laps Bakery juga menerima pesanan roti yang siap diantarkan ke tempat tujuan.

Salah satu warga binaan Lapas Makassar, Anto, yang juga adalah salah satu anggota D’Laps Bakery, menyambut antusias terobsan ini, Anto mengaku dirinya sangat semangat menggeluti kegiatan pembinaan ini.

“kegiatan Ini menjadi bekal yang yang sangat berharga selama menjalani pembinaan di Lapas Kelas I Makassar. Selama ini saya hanya memiliki kemampuan kerja di salah satu kantor. Di sini saya dilatih bagaimana mengemas dan membuat roti dan donat yang rasanya enak dan digemari. Tiap hari kami produksi 5 kilo tepung per hari, dengan jumlah roti mencapai 500 biji perhari,” kata Anto.(**)

Sementara itu, Kepala satuan kerja Lapas Kelas I Makassar, Budi Sarwono, mengungkap bahwa fokus utama dari kegiatan pembuatan roti ini adalah bagaimana menghadirkan pembinaan kepada para penghuni lapas, agar sekiranya skill keterampilan yang mereka dapatkan selama berada di lapas bisa menjadi bekal untuk memulai usaha di kemudian hari.

“Fokus kita adalah pembinaan kepada warga binaan, untuk urusan pemasaran sudah ditangani oleh bidang kegiatan kerja beserta salah seorang WBP yang memiliki chanel pasar diluar, sementara untuk keuntungannya tetap akan dilelola oleh Lapas Makassar, namun Lapas lebih berfokus ke pembinaanya karena diharapkan skill yang diperoleh oleh WBP dapat menjadi keterampilan WBP ketika ia bebas” kunci Budi Warsono. (SN)

 

Leave a Reply

avatar
  Subscribe  
Notify of

News Feed